Selasa, 03 Januari 2012

SEKILAS PERJALANAN PENDIDIKAN PRIBUMI

Beberapa hal yang sampai dewasa ini dalam pendidikan indonesia belum terselesaikan seiring dengan diterapkannya berbagai sistem yang kunjung berakhir, sehingga yang dibingungkan adalh pelaku pendidikan –guru dan murid- hal demikian karena faktor yang sangat ketidak inkonsisten dalam menerapkan pendidikan yang termaktub dalam UUD bahwa pendidikan adalah hak segala bangsa. Dalam perjalanan berbagai negara yang merupakan relevansi dalam memajukan negara adalah bangsanya yang berwawasan luas, hal demikian belum maksimal dalam penerapannya karena dibenturkan dalam beberapa hal pemikiran: EUROPIA Beberapa pakar menjelaskan yang menjadi landasan dalam menerapkan pendidikan, namun tidak ada yang tidak mungkiun salah dalam hal berlandasan walaupun landasan tersebut merupakan dari pemikir-pemikir yang diakui oleh diunia terutama dalam berparadigma. Berikut cuplikan secuil pemikir barat yang masih timpang. a. Rasionalisme Dalam hal ini yang dalam membenarkan sesuatu adalah dengan rasio. Namun hal ini maish banyak ketimpangan yang masih sangat kontras dalam penerapannya, seperti Descartes dengan idenya cogito ergo sum-berfikir maka aku ada- namun manusia bukanlah tuhan yang mengetahui secara otentik sebuah kebenaran, dalam dunia nyata. Hal serupa tidak hanya disampaikan oleh Descartes, masih banyak filusuf-filusuf lainnya. b. Empirisme Kelompok empirisme mematahkan teori yang terbesit dalam hal berfikir yang mana lebih mengedepankan rasio, bantahan tersebut tak lain dari sebuah kesangsian para filusuf empirisme, bahwa rasio tanpa bukti yang empirik, kebenarannya masih dipertnyakan. Karena hal tesebut yang menurut pendapat emperisme berfikir rasio belum tentu sesuai dengan kenyataan, sehingga kelompok empirisme mengklaim bahwa kebenaran sesuatau adalah berdasarkan bukti empirik, akan tetapi belum tentu pula sesuatu yang empirik diterima oleh khalayak karena belum tentu sesuai. Ide tersebut diprakarsai Ariestoteles. c. Saintisme Dewasa ini di awal tahun melenium muncul berbagai eksperimen dalam menentukan kemajuan manusia dalam berinovasi, hal tersebit dipicu oleh saint yang tak lain hal tersebut erat kaitannya dengan teknologi, sehingga aktifitas apapun sepenuhnya bergantung pada teknologi. Namun saint tersebut malah membuat manusia semakin tidak berkembang, maksudnya hidup kergantungan merupakan ketidakbebasan dan terbelenggunya nalar manusia, dan hal ini yang menurut Comte merupakan virus modern. Kebebasan Pendidikan dan Tidak Membelengggu Antara guru dan muri merupakan subyek jadi, karena hal demkian menurut Ferrere, guru belum tentu sepenuhnya benar dalam menyampaikan sebuah pengetahuan, dan hal lainnya yang menurut Ferrere, dalam dunia pendidikan tidak hanya mengentaskan faktor internal (kebodohan, keterbelakangan, takut) namun faktor eksternal (kemiskinan, pendidikan mahal, sistem), yang memicu Ferrere untuk memutar otak sehingga muncul ide dan beranggapan bahwa hal tersebut merupakan pendidikan yang tidak bebas dan membelenggu. TIMUR TENGAH Dalam sejarah peradaban manusia di bumi nusantara, mengenai dunia islam dari timur tengah yang membawa perkembangan yang sangat pesat bagi islam itu sendiri, sehingga sampai pada fase walisongo. Oleh karena perkembangan islalm itu sendiri paradigma yang dibangun waktu adalh islam ala timur tengah, dan yang memungkinkan lagi adalah pendidikannya yang menggunakan kitab – kitab klasik dari timur tengah pula. PRIBUMI Setelah melesatnya perkembangan islam dan penganutnya, sebelum penjajah (jepang dan belanda) masuk, hal tersebut dalam genggaman para wali dan yang faniliar di eranya dikenal dengan istilah walisongo. Disinilah terbentuk pendidikan yang mengkombinasikan - ala timur tengah – dengan kondisi masyarakat pribumi, sehingga terbentuklah sebuah lembaga pendidikan yang berbasis pesantren yang mana dalam aplikasinya tak kenal yang namanya modernisasi, sehingga yang modern pada waktu itu adalah ajaran nyang dibawa Nabi Muhammad SAW. Sampai pada waktu indonesia dijajah, pesanteren merupakan basis yang hampir tidak dapat dimusnahkan. Seiring penajajah mulai melakukan ekspansi kekuasaannya, pada waktu itu pula para penajajah mendirikan lembaga pendidikan, yang hanya diperbolehkan anak-anak dari konglomerat, yang tak mampu hanya bisa dipesantren. Hal demikianlah selain awalnya pendidikan dinusantara berbasis pesantren dengan hadirnya penajajah (Belanda) maka selaras dengan ekspansi kekuasaannya sehingga dalam berpendidikan, saat itu pula paradigma eropa masuk. Sehingga dalam nusantara yang pada awalnya sangat kokoh dengan pendidikan berbasis pesantren, akhirnya terkikis oleh paradigma barat. Disinilah kericuhan dalam melakukan sistem pendidikan nusantara tudak menemukan sistem yang cocok untuk bangsa indonesia. Sehingga terbentukalah berbagai kurikulum yang sampai saat ini belum sukses mengantarkan bangsa untuk bersaing ditingkat internasional. Yang menjadi tugas besar bagi pemuda saat ini-sebagai tunas bangsa-mampu mengentaskan hal yang komplek dalam dunia pendidikan. Yang pada saat ni masih sangsi dalam berlandasan, sehingga paradigma yang dibangun menemukan ke-ambiguan-nya, karena Indonesia mulai dulu sampai saat ini masih menjadi pengimpor sitem pendidikan. Indonesia masih rapu h untuk menemui jati diri pendidikannya, bagaiman menjadi pelaja yang humanis dan modern. Jika dengan beberapa kurikulum yang ditentukan belum menemukan kesuksesannya dalam menerapkan pendidikan, maka yang cocok untuk bumi nusantra sistem pendidikan seperti apa? Bagaimana teknis penerapannya?. Hal tersebut diatas merupakan prototype pendidikan indonesia gagal mebangun negeri yang berpendidikan, berwawasan luas, dan membangun negeri yang mampu bersaing dikancah internasional. Pemuda yang icon-nya adalah pelajar khsusnya mahasiswa sebagai agen perubahan mampu meracik imporisasi pendidikan sehingga menjadi jati diri pendidikan yang Indonesia, bukan yang Eropa dan Timur Tengah. Sangat memprihatinkan jika hal tersebut tidak segera ditangani, karena yang menjadi korban sistem tidak hanya para pendidik, yang lebih dikhawatirkan lagi adalah tunas bangsa. Afandi Enginer Layouter MITRA UI Jember 01 Januari 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar